Hemat Pangkal Kaya, Betulkah ? atau hanya Mitos ?

Di sekolah kita , atau dimana mana kita pernah mendengar kalimat, "Hemat pangkal kaya". Apakah benar kalau hemat bisa menjadi orang kaya? kalau benar berarti kalo kita semakin hemat atau kikir alias pelit akan lebih menjadi kaya. jadi pertanyaan selanjutnya. Apakah orang kikir bisa menjadi kaya raya?

Jawabannya mungkin orang kikir  bisa membuat kita menjadi orang kaya, tapi apa enak hidup menjadi  orang kikir? ingat lho pada dasarnya bahwa manusia itu adalah mahluk sosial. Kalau kikir terus dlm hidup ini bisa bisa menjadi stress.
Bagi saya, pepatah hemat pangkal kaya bukan tips kaya yang benar, tapi yang benar itu adalah kalau ingin menjadi kaya raya, kita harus investasi.

Berhemat memang perbuatan yang mulia, tetapi berhemat tidak otomatis menjadi kaya, bahkan jika salah kaprah, berhemat akan membuat kita menjadi stress dan bahkan menjadi miskin.
Memang menghemat bisa membuat kita jadi kaya, jika cara berhematnya  dengan cara yang benar. Ada juga berhemat tidak mengubah kehidupan seseorang.

Ada 4 kesalahan dalam berhemat, seperti yang di kutip dari motivasi-islami.com , Bukan berhematnya yang salah, tetapi kesalahan terletak pada menempatkannya dan bagaimana cara kita menyikapinya. Keempat kesalahan ini akan membuat kita miskin.

Pertama: Saking berhematnya, banyak orang yang tidak mau shadaqah atau infaq dijalan Allah. Padahal bershadaqah akan melipatgandakan rezeki kita. Itu janji Allah, banyak hadits dan Al Quran yang menjelaskan hal ini. Yang penting kita ikhlash beshadaqah hanya kepada Allah, dan Allah telah berjanji akan mengganti dan melipatgandakan harta kita. Jika tidak mau bershadaqah bukankah berkesan kita tidak mau digandakan rezeki kita?

Kedua: Karena berhemat, hidup jadi sengsara. Makan ngirit, pakaian ngirit, rumah ngirit, segala ngirit sehingga hidup terasa sengsara jauh dibawah kemampuan kita. Artinya hemat yang berlebihan. Kenapa sikap seperti ini akan membuat kita miskin? Sebab mindset kita akan mengatakan bahwa kita adalah orang yang serba kekurangan, mindset kita akan mengatakan bahwa kita miskin, sehingga pikiran dan tindakan kita pun akan seperti orang miskin.

Artinya kita boleh berhemat, tetapi jangan berlebihan dalam berhemat. Tahan pengeluaran untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu, namun menikmati rezeki dari Allah, agar keluarga bisa tersenyum, selama tidak berlebihan dan didalam batas kemampuan, bukanlah pemborosan. Ini bisa menjadi bentuk syukur dan nafkah batin bagi keluarga. Rekreasi, jalan-jalan, dan makan di luar sesekali itu boleh-boleh saja. Yang tidak boleh adalah: terus-menerus sehingga bukan hanya menghabiskan uang, bahkan justru malah tekor.

Ketiga: tidak mau berinvestasi. Jika Anda memiliki penghasilan Rp 5.000.000 per bulan, berapa penghematan yang bisa Anda lakukan? Rp 3.000.000? Atau Rp 2.000.000? Atau Rp 1.000.000? Atau Rp 500.000? Atau Rp 100.000? Jika jawaban terakhir yang benar, artinya Anda belum bisa berhemat sama sekali. Penghematan paling besar yang bisa Anda dapatkan adalah Rp 5.000.000 per bulan, itu pun jika Anda makan gratis, transportasi gratis, telepon gratis, listrik gratis, dan serba gratis. Kayaknya tidak mungkin dech.

Yang ingin saya tekankan disini adalah jika kita fokus pada penghematan maka peluang keberhasilan kita tidak akan lebih dari penghasilan yang kita miliki. Namun jika kita membuka mata untuk berinvestasi baik dalam bisnis sendiri, emas, properti, saham, dan sebagainya, maka kita memiliki peluang yang jauh lebih besar, bahkan tidak ada batas. Gaji Anda boleh Rp 5.000.000, tetapi peluang penghasilan dari bisnis/investasi bisa jauh lebih besar, puluhan bahwa ratusan kali lipat.

Intinya ialah jangan fokus pada berhemat saja, sisihkan sebagian hasil penghematan Anda untuk investasi.

Keempat: melupakan pendidikan. Saking berhematnya, banyak orang yang enggan mengeluarkan uang untuk membeli buku, ebook, video, mengikuti seminar, dan sebagainya. Dia pikir pendidikan bukan kebutuhan primer sehingga mendapatkan alokasi terakhir (jika ada sisa) bahkan tidak dialokasikan sama sekali.

Melupakan pendidikan sebenarnya sama dengan membatasi realitas Anda agar tidak berkembang. Padahal keberhasilan Anda akan berbanding lurus dengan besarnya realitas dalam diri Anda. Pikiran Anda ibarat wadah. Cara memperbesar pikiran ialah dengan belajar atau pendidikan. Hanya orang yang berpikiran besar yang akan meraih pencapaian besar. Pikiran mempengaruhi tindakan Anda dan tindakan menentukan hasil.

Sekarang Anda sudah tahu salah kaprah dalam berhemat. Agar penghematan Anda menjadi berkah bagi Anda, maka hindari kesalahan diatas.

1. Gunakan hasil penghematan Anda untuk shadaqah (tentu saja selain zakat Anda).
    Insya Allah ini akan menambah keberkahan dan rezeki kita akan ditambah. Tentu saja kita niatkan
    shadaqah hanya karena Allah, bukan karena ingin ditambah harta. Penambahan harta itu adalah
    bonus dari Allah sesuai janji-Nya seperti tertulis di Al Quran dan hadits.

2. Nikmati hidup, jangan menjadi orang yang sesangsara sementara Anda sebenarnya mampu hidup
    lebih baik. Yang penting jangan boros sehingga uang Anda habis malah tekor untuk bersenang-
    senang.
3. Investasikan sebagian hasil penghematan Anda. Bisa membangun bisnis sendiri, investasi pada
    aset seperti emas, properti, tanah, atau saham, dan sebagainya. Silahkan konsultasikan dengan
    penasihat keuangan Anda. Investasi memang beresiko, tetapi tidak berinvestasi juga beresiko.

4. Investasikan pada pendidikan Anda. Tetaplah belajar agar pikiran Anda berkembang. Pohon akan
    menjadi besar jika pohon itu tumbuh. Begitu juga dengan Anda, bertumbuhlah.

Insya Allah dengan cara seperti ini kehidupan finansial Anda akan lebih baik dibandingkan dengan sekedar berhemat. Hemat pangkal kaya memang benar jika kita menjalankannya dengan benar.

No comments:

Powered by Blogger.