Mengapa Sampai Terjadi Gempa Bumi dan Gempa Susulan?
Gempa bumi yang biasa kita rasakan, merupakan fenomena alam yang bersifat merusak dan menimbulkan bencana. Secara teori gempa terjadi karena bermacam - macam sebab, ada beberapa jenis gempa dilihat dari bagaimana mengklasifikasikannya, Terjadinya Gempa bisa dilihat dari genesa terjadinya, besarnya kekuatannya, juga bisa dilihat dari fenomenanya.
=> Klasifikasi genesa gempa
Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut terjadinya, yaitu:
1. Gempa Tektonik
2. Gempa Vulkanik;
3. Gempa Runtuhan;
4. Gempa Jatuhan;
5. Gempa Buatan
Gempa Tektonik
Secara sederhana penjelasannya adalah gempa ini terjadi karena bergeraknya lempeng-lempeng atau kerak bumi. Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di dalam bumi. Karena gesekan antar lempengan ini menyebabkan terjadi gempa, ini yang paling sering terjadi selama ini.
Gempa Vulkanik
Dilihat dari namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh gerakan atau aktifitas magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.
Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri.
Gempa Jatuhan
Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa ini jarang sekali terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan diameter 50 m.
Gempa Buatan
Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung dengan kekuatan ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.
Salah satu manfaat getaran gempa buatan ini adalah pemanfaatannya dalam eksplorasi minyak dengan teknik yang disebut seismik eksplorasi.
=> Gempa berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), USGS
Gempa bumi dimaksud seperti berikut :
* 0.0-3.0 : gempa micro
* 3.0-3.9 : gempa minor
* 4.0-4.9 : gempa ringan
* 5.0-5.9 : gempa sedang
* 6.0-6.9 : gempa kuat
* 7.0-7.9 : gempa mayor
* 8.0 and greater : gempa kuat
=> Berdasarkan kedalaman episenter
Berdasarkan kedalamannya (h), gempabumi digolongkan atas :
Gempa bumi dangkal antara 0 dan 70 km dalam; gempa menengah, 70-300 km dalam, dan gempa bumi dalam, 300-700 km dalam. Secara umum, istilah pusat gempa dalam (deep-focus earthquakes) dipakai untuk gempa bumi yang pusatnya lebih dari 70 km. Semua gempa bumi yang kedalamannya lebih dari 70 km sering terjadi dalam mantel bumi, tidak hanya dalam kerakbumi saja.
Ingat kerak bumi memiliki kedalaman hanya sekitar 60 Km saja.
Istilah-istilah lain dalam gempa
* Foreshocks Adalah getaran atau gempa-gempa yang lebih kecil yang terjadi sebelum terjadinya
gempa besar.
* Main shock Gempa utama yaitu sebuah gempa yang sering dilaporkan ketika terjadinya.
* Aftershocks Gempa ini dikenal sebagai gempa susulan. gempa utama (Main shock) yang memiliki
kekuatan diatas 6M biasanya memiliki gempa susulan.
* Earthquake Swarm Gerumbulan gempa adalah gempa-gempa yang terjadi pada satu lokasi
tertentu. Sering berasosiasi dengan vulkanisme.
* Primary and Secondary Quake Gempa primer adalah goyangan gempa yang datang duluan karena
getaran ini memiliki kecepatan rambat paling besar. Sedangkan gempa sekunder adalah
goyangan atau getaran yang datang setelahnya karena memiliki kecepatan rambat lebih
rendah.
Dengan klasifikasi yang tepat tentu saja kita akan tahu bagaimana karakter dari masing-masing gempa ini.
# Teori terjadinya Gempa Susulan
Teori sederhananya mengapa terjadi gempa susulan adalah biasanya setelah gempa besar terjadi maka akan terjadi gempa susulan. Semakin besar kekuatan gempa utama maka semakin sering dan lama gempa susulan itu. Kalau gempa utama skala 7, dan ternyata gempa susulan bisa sampai lima atau bahkan enam tahun ke depan. Sasaran untuk lokasi yang terkena gempa susulan, paling banyak terjadi di sekitar terjadinya pusat gempa.
Teori secara ilmiahnya , Gempa susulan adalah gempa bumi yang terjadi di wilayah yang sama dengan gempa utama tetapi memiliki magnitudo yang lebih kecil dan muncul dengan pola yang mengikuti hukum Omori. Hukum Omori (diperbaharui dengan Hukum Omori yang dimodifikasi) adalah rumus empiris yang menghitung skala gempa susulan. Omori mempublikasikan hasil penelitiannya pada 1894 mengenai gempa susulan, dimana ia menyatakan bahwa frekuensi gempa susulan menurun berdasarkan resiprokal waktu setelah gempa utama terjadi.
di mana:
* n(t) adalah jumlah gempa n yang diukur dalam selang waktu t
* K adalah tingkat penyusutan; dan
* c adalah parameter "ofset waktu"
versi yang dimodifikasi, tidak umum digunakan dimana diusulkan oleh Utsu pada 1961:
di mana:
* p adalah suatu nilai antara 0.7–1.5.
Hukum lain yang menggambarkan gempa susulan juga dikenal sebagai Hukum Bath yang mengatakan gempa utama umumnya memiliki gempa susulan yang berkekuatan 1 (rata-rata 1,2) magnitudo lebih kecil dari kekuatan gempa utamanya. Urut-urutan gempa susulan juga umumnya mengikuti skala Guttenberg-Richter.
Gempa susulan sangat berbahaya karena selain tidak bisa diramalkan, dapat berupa sebuah gempat dengan magnitudo besar dan dapat menghancurkan bangunan-bangunan yang rusak dikarenakan gempa utama. Gempa besar dapat memiliki gempa susulan yang lebih banyak dan lebih kuat dimana kemunculannya dapat bertahan dalam hitungan tahun atau lebih lama.
Contohnya dapat dilihat pada New Madrid Seismic Zone dimana gempa susulan masih bermunculan mengikuti hukum Omori setelah gempa utamanya pada 1811/1812. (wikipedia)
Semoga bermanfaat.
=> Klasifikasi genesa gempa
Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut terjadinya, yaitu:
1. Gempa Tektonik
2. Gempa Vulkanik;
3. Gempa Runtuhan;
4. Gempa Jatuhan;
5. Gempa Buatan
Gempa Tektonik
Secara sederhana penjelasannya adalah gempa ini terjadi karena bergeraknya lempeng-lempeng atau kerak bumi. Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di dalam bumi. Karena gesekan antar lempengan ini menyebabkan terjadi gempa, ini yang paling sering terjadi selama ini.
Gempa Vulkanik
Dilihat dari namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh gerakan atau aktifitas magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.
Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri.
Gempa Jatuhan
Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa ini jarang sekali terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan diameter 50 m.
Gempa Buatan
Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung dengan kekuatan ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.
Salah satu manfaat getaran gempa buatan ini adalah pemanfaatannya dalam eksplorasi minyak dengan teknik yang disebut seismik eksplorasi.
=> Gempa berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), USGS
Gempa bumi dimaksud seperti berikut :
* 0.0-3.0 : gempa micro
* 3.0-3.9 : gempa minor
* 4.0-4.9 : gempa ringan
* 5.0-5.9 : gempa sedang
* 6.0-6.9 : gempa kuat
* 7.0-7.9 : gempa mayor
* 8.0 and greater : gempa kuat
=> Berdasarkan kedalaman episenter
Berdasarkan kedalamannya (h), gempabumi digolongkan atas :
Gempa bumi dangkal antara 0 dan 70 km dalam; gempa menengah, 70-300 km dalam, dan gempa bumi dalam, 300-700 km dalam. Secara umum, istilah pusat gempa dalam (deep-focus earthquakes) dipakai untuk gempa bumi yang pusatnya lebih dari 70 km. Semua gempa bumi yang kedalamannya lebih dari 70 km sering terjadi dalam mantel bumi, tidak hanya dalam kerakbumi saja.
Ingat kerak bumi memiliki kedalaman hanya sekitar 60 Km saja.
Istilah-istilah lain dalam gempa
* Foreshocks Adalah getaran atau gempa-gempa yang lebih kecil yang terjadi sebelum terjadinya
gempa besar.
* Main shock Gempa utama yaitu sebuah gempa yang sering dilaporkan ketika terjadinya.
* Aftershocks Gempa ini dikenal sebagai gempa susulan. gempa utama (Main shock) yang memiliki
kekuatan diatas 6M biasanya memiliki gempa susulan.
* Earthquake Swarm Gerumbulan gempa adalah gempa-gempa yang terjadi pada satu lokasi
tertentu. Sering berasosiasi dengan vulkanisme.
* Primary and Secondary Quake Gempa primer adalah goyangan gempa yang datang duluan karena
getaran ini memiliki kecepatan rambat paling besar. Sedangkan gempa sekunder adalah
goyangan atau getaran yang datang setelahnya karena memiliki kecepatan rambat lebih
rendah.
Dengan klasifikasi yang tepat tentu saja kita akan tahu bagaimana karakter dari masing-masing gempa ini.
# Teori terjadinya Gempa Susulan
Teori sederhananya mengapa terjadi gempa susulan adalah biasanya setelah gempa besar terjadi maka akan terjadi gempa susulan. Semakin besar kekuatan gempa utama maka semakin sering dan lama gempa susulan itu. Kalau gempa utama skala 7, dan ternyata gempa susulan bisa sampai lima atau bahkan enam tahun ke depan. Sasaran untuk lokasi yang terkena gempa susulan, paling banyak terjadi di sekitar terjadinya pusat gempa.
Teori secara ilmiahnya , Gempa susulan adalah gempa bumi yang terjadi di wilayah yang sama dengan gempa utama tetapi memiliki magnitudo yang lebih kecil dan muncul dengan pola yang mengikuti hukum Omori. Hukum Omori (diperbaharui dengan Hukum Omori yang dimodifikasi) adalah rumus empiris yang menghitung skala gempa susulan. Omori mempublikasikan hasil penelitiannya pada 1894 mengenai gempa susulan, dimana ia menyatakan bahwa frekuensi gempa susulan menurun berdasarkan resiprokal waktu setelah gempa utama terjadi.
di mana:
* n(t) adalah jumlah gempa n yang diukur dalam selang waktu t
* K adalah tingkat penyusutan; dan
* c adalah parameter "ofset waktu"
versi yang dimodifikasi, tidak umum digunakan dimana diusulkan oleh Utsu pada 1961:
di mana:
* p adalah suatu nilai antara 0.7–1.5.
Hukum lain yang menggambarkan gempa susulan juga dikenal sebagai Hukum Bath yang mengatakan gempa utama umumnya memiliki gempa susulan yang berkekuatan 1 (rata-rata 1,2) magnitudo lebih kecil dari kekuatan gempa utamanya. Urut-urutan gempa susulan juga umumnya mengikuti skala Guttenberg-Richter.
Gempa susulan sangat berbahaya karena selain tidak bisa diramalkan, dapat berupa sebuah gempat dengan magnitudo besar dan dapat menghancurkan bangunan-bangunan yang rusak dikarenakan gempa utama. Gempa besar dapat memiliki gempa susulan yang lebih banyak dan lebih kuat dimana kemunculannya dapat bertahan dalam hitungan tahun atau lebih lama.
Contohnya dapat dilihat pada New Madrid Seismic Zone dimana gempa susulan masih bermunculan mengikuti hukum Omori setelah gempa utamanya pada 1811/1812. (wikipedia)
Semoga bermanfaat.
No comments: