Tempat Sirih Kuno
Di Indonesia terdapat tradisi adat sekapur sirih yang dimaksudkan adalah makan/mengunyah sirih atau
yang biasa disebut menyirih, menyirih yaitu mengunyah campuran daun sirih, pinang, kapur, gambir, tembakau, dan beberapa bahan lainnya selama beberapa menit. Kebiasaan telah ada sejak dulu dan merupakan warisan budaya yang menurut beberapa informasi kebiasaan ini sudah ada sejak 3000 tahun silam.
Sampai sekarang masih dijumpai dibeberapa tempat orang masih memakan(mengunyah) sirih terutama pada masyarakat pedesaan. Sebelum sirih di kunyah di olah atau diramu terlebih dahulu pada tempat sirih.Tempat sirih merupakan wadah untuk menempatkan sirih, kapur, gambir, tembakau, pinang yang telah diiris, kacip, serta daun sirih yang telah disusun sedemikian rupa, dan susunan ini merupakan urut-urutan ketika meracik sirih /mengapur sirih.
Sesuai kebiasaan meracik sirih, biasanya dengan 2 helai sirih, kapur, pinang, gambir secukupnya. Bahan - bahan tadi biasanya akan ditumbuk terlebih dahulu samapi lumat apabila tidak bisa dikunyah, untuk menumbuk dimasukkan ke dalam orak-orak semacam tempat untuk menumbuk agar menjadi lumat dan lunak. Setelah lumat baru dimakan dan tembakau digunakan bersih - bersih (menyugi).
Tempat sirih memiliki berbagai macam bentuk dan jenis, ada yang dari kayu bahkan diukir, dari bahan kristal, logam seperti kuningan, tembaga, perak maupun emas. Bentuk dan jenis bahan dari tempat sirih ini biasanya menunjukan simbol dan status pemakainya. Bagi para kolektor barang antik biasanya tempat sirih kuno, salah satu banyak di buru untuk koleksi.
Biasanya tempat sirih yang sudah lama alias kuno selain mempunyai bentuk yang unik,.biasanya bahannya berkualitas tinggi dibanding buatan yang terbaru. Seperti yang tampak pada foto, ini merupakan peninggalan dari "mbah" seorang kerabat, yang sekarang diwariskan kepada dia sebagai cucunya, Konon mbah diapun warisan dari mbah nya juga,.Hmm
yang biasa disebut menyirih, menyirih yaitu mengunyah campuran daun sirih, pinang, kapur, gambir, tembakau, dan beberapa bahan lainnya selama beberapa menit. Kebiasaan telah ada sejak dulu dan merupakan warisan budaya yang menurut beberapa informasi kebiasaan ini sudah ada sejak 3000 tahun silam.
Sampai sekarang masih dijumpai dibeberapa tempat orang masih memakan(mengunyah) sirih terutama pada masyarakat pedesaan. Sebelum sirih di kunyah di olah atau diramu terlebih dahulu pada tempat sirih.Tempat sirih merupakan wadah untuk menempatkan sirih, kapur, gambir, tembakau, pinang yang telah diiris, kacip, serta daun sirih yang telah disusun sedemikian rupa, dan susunan ini merupakan urut-urutan ketika meracik sirih /mengapur sirih.
Sesuai kebiasaan meracik sirih, biasanya dengan 2 helai sirih, kapur, pinang, gambir secukupnya. Bahan - bahan tadi biasanya akan ditumbuk terlebih dahulu samapi lumat apabila tidak bisa dikunyah, untuk menumbuk dimasukkan ke dalam orak-orak semacam tempat untuk menumbuk agar menjadi lumat dan lunak. Setelah lumat baru dimakan dan tembakau digunakan bersih - bersih (menyugi).
Tempat sirih memiliki berbagai macam bentuk dan jenis, ada yang dari kayu bahkan diukir, dari bahan kristal, logam seperti kuningan, tembaga, perak maupun emas. Bentuk dan jenis bahan dari tempat sirih ini biasanya menunjukan simbol dan status pemakainya. Bagi para kolektor barang antik biasanya tempat sirih kuno, salah satu banyak di buru untuk koleksi.
Biasanya tempat sirih yang sudah lama alias kuno selain mempunyai bentuk yang unik,.biasanya bahannya berkualitas tinggi dibanding buatan yang terbaru. Seperti yang tampak pada foto, ini merupakan peninggalan dari "mbah" seorang kerabat, yang sekarang diwariskan kepada dia sebagai cucunya, Konon mbah diapun warisan dari mbah nya juga,.Hmm
No comments: