Burung Bidadari Di Expedisi Bidadari 3
Expedisi Bidadari 3 merupakan rangkaian kegiatan dari Festival Teluk Jailolo 2014, dalam kesempatan ini Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat mengajak masyarakat Maluku Utara dan khalayak luas untuk dapat melihat langsung burung bidadari di habitat aslinya di dalam kawasan hutan Halmahera Barat.
Bagi pecinta alam, para petualang dan pengamat burung tentunya ini merupakan kesempatan yang bisa memanjakan hobi mereka untuk mengikuti Ekspedisi Burung Bidadari, apalagi dalam pelaksanaannya tidak dipungut biaya alias gratis. Dalam Rute perjalanan ekspedisi peserta mesti berjalan kaki kurang lebih 6 km menyusuri kawasan hutan Halmahera Barat.
Tujuan utama Ekspedisi Bidadari 3 adalah memperkenalkan keberadaan burung bidadari kepada masyarakat luas sekaligus juga untuk mempromosikan sebagai daya tarik wisata alam dan menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian sumber daya alam.
Sekilas tentang Burung Bidadari
Burung Bidadari (Semioptera Wallacii) merupakan salah satu burung endemik di Maluku Utara dan merupakan salah satu jenis burung Cenderawasih. Ditemukan pertama kali oleh Alfred Russel Wallace di Pulau Bacan, Maluku Utara, tahun 1858. Wallace menyebutnya sebagai bird of paradise karena kecantikan burung ini. Penemuan itu lalu ditulisnya dalam sebuah laporan yang dikirim ke Inggris. Setahun kemudian, laporannya menjadi bahan kajian para ornitholog di Inggris.
Burung Bidadari mempunyai bulu yang indah bagaikan bidadari, burung ini juga mempunyai gerak tarian yang indah dan terkesan genit terutama saat merayu pasangannya. Walaupun kita berada didekatnya dan selama tidak mengganggu pohon tempat burung ini bermain, burung bidadari seolah merasa tidak terganggu oleh kehadiran kita dan terus menari-nari meloncat dari cabang satu ke cabang lainnnya.
Burung langka ini merupakan satu-satunya anggota genus Semioptera oleh masyarakat lokal burung ini dikenal juga sebagai weak-weka, sedangkan dalam bahasa Inggris burung ini disebut sebagai Standardwing, Standard-wing Bird-of-paradise atau Wallace’s Standardwing.
Burung Bidadari ini sudah menjadi icon bagi Maluku Utara, bahkan berbagai kegiatan dan event-event yang dilaksanakan di wilayah Maluku Utara seringkali menggunakan burung Bidadari sebagai simbol, maskot maupun logo. Bahkan di depan Kantor Gubernur Maluku Utara berdiri tegak replika/patung burung bidadari. (berbagai sumber, foto by dimaradhiperdana.wordpress.com)
Bagi pecinta alam, para petualang dan pengamat burung tentunya ini merupakan kesempatan yang bisa memanjakan hobi mereka untuk mengikuti Ekspedisi Burung Bidadari, apalagi dalam pelaksanaannya tidak dipungut biaya alias gratis. Dalam Rute perjalanan ekspedisi peserta mesti berjalan kaki kurang lebih 6 km menyusuri kawasan hutan Halmahera Barat.
Tujuan utama Ekspedisi Bidadari 3 adalah memperkenalkan keberadaan burung bidadari kepada masyarakat luas sekaligus juga untuk mempromosikan sebagai daya tarik wisata alam dan menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian sumber daya alam.
Sekilas tentang Burung Bidadari
Burung Bidadari (Semioptera Wallacii) merupakan salah satu burung endemik di Maluku Utara dan merupakan salah satu jenis burung Cenderawasih. Ditemukan pertama kali oleh Alfred Russel Wallace di Pulau Bacan, Maluku Utara, tahun 1858. Wallace menyebutnya sebagai bird of paradise karena kecantikan burung ini. Penemuan itu lalu ditulisnya dalam sebuah laporan yang dikirim ke Inggris. Setahun kemudian, laporannya menjadi bahan kajian para ornitholog di Inggris.
Burung Bidadari mempunyai bulu yang indah bagaikan bidadari, burung ini juga mempunyai gerak tarian yang indah dan terkesan genit terutama saat merayu pasangannya. Walaupun kita berada didekatnya dan selama tidak mengganggu pohon tempat burung ini bermain, burung bidadari seolah merasa tidak terganggu oleh kehadiran kita dan terus menari-nari meloncat dari cabang satu ke cabang lainnnya.
Burung langka ini merupakan satu-satunya anggota genus Semioptera oleh masyarakat lokal burung ini dikenal juga sebagai weak-weka, sedangkan dalam bahasa Inggris burung ini disebut sebagai Standardwing, Standard-wing Bird-of-paradise atau Wallace’s Standardwing.
Burung Bidadari ini sudah menjadi icon bagi Maluku Utara, bahkan berbagai kegiatan dan event-event yang dilaksanakan di wilayah Maluku Utara seringkali menggunakan burung Bidadari sebagai simbol, maskot maupun logo. Bahkan di depan Kantor Gubernur Maluku Utara berdiri tegak replika/patung burung bidadari. (berbagai sumber, foto by dimaradhiperdana.wordpress.com)
No comments: