Apa Sih Turbulensi? Berikut ini Penjelasan Terkait Turbelensi (Turbulence)

Bagi Anda yang sering bepergian dengan dengan  trasnportasi udara tentu sudah pernah mendengar istilah penerbangan yang mengalami Turbulensi (Turbulence) atau mungkin pernah mendengar berita - berita  mengenai beberapa penerbangan terkena Turbulence. 

ilustrasi
Turbulensi (Turbulence) adalah sebuah keadaan yang ditandai ketidakstabilan (disorder) dan keacakan (randomness) pergerakan di setiap skalanya. Turbulensi menarik komponen-komponen yang dipengaruhinya ke arah tertentu dan kemudian melepasnya secara tiba-tiba. Timbullah guncangan.

Seperti apa sih kondisi Turbulence ?  berikut ini   beberapa hal terkait dan saran yang  baik untuk diikuti, demi keselamatan bersama saat dalam penerbangan menghadapi Turbulence :
  • Turbulence di ketinggian penerbangan umumnya up and down draft.
  • Pesawat jenis Boeing B777 dengan panjang badan (fuselage) sekitar 70 meter. Dengan posisi Center of Gravity (C of G) sedikit di depan sayap.
  • Ketika terpapar turbulence up and down draft maka bagian fuselage dekat sayap (C of G) akan naik turun secara rata. Bagian kokpit di depan terjauh dari C of G akan menerima goncangan naik turun tapi tidak terlalu parah dan pilotnya "pasti" pakai 3 points Seat Belt  (seputar kaki dan selangkangan) dengan asumsi harnes tidak digunakan (bentuknya V Belt). Jadi ketika terjadi goncangan pilot terikat di kursinya (makanya tenang-tenang saja karena sudah sering menghadapi goncangan). Tapi pada bagian ekor fuselage terjauh di belakang C of G akan sangat berbeda (semakin ke belakang semakin parah).
  • Dengan kelenturan bodi pesawat, bagian ekor jika kena goncangan up and down draft bisa bergerak terlempar 2G force dalam 1 detik.

Kondisi tersebut diatas, berarti :

  • Ekornya secara fisik naik turun antara -1.5 hingga +1.5 meter atau bergerak naik turun 3 meter dalam 1 detik!
  • Ditambah lagi, pesawatnya juga secara akumulasi naik turun dari ketinggian terbangnya.
  • Jadi dampaknya seperti dobel. Ketika pesawatnya naik, ekornya justru ketinggalan dibawah. Ketika pesawatnya turun, ekornya melenting ke atas.
  • Jika penumpang yang duduk di kursi tanpa seat belt bisa terlempar ke plafon luggage bin dan dibanting ke kursi dalam 1 detik!
  • Jika orang sedang berdiri maka akan terlempar ke plafon (agak tinggi dari luggage bin) dan terbanting ke arah lantai.
  • Jika jatuhnya menimpa sandaran kursi atau benda keras bisa langsung patah tulang, memar - memar atau injury dan seterusnya.
  • Pramugari dan pramugara yang sedang berdiri di pantry bisa mengalami nasib lebih parah karena umumnya pantry berisi barang-barang yang keras (meja, pinggiran rak dan lantai yg tidak berkarpet empuk dsb). Belum lagi jika ditambah kejatuhan barang-barang yang tidak secured terikat di pantry seperti  trolley, botol minuman, rak gelas, rak piring, drawer dan sebagainya.
Saat penerbangan pada cuaca cerahpun terkadang tiba-tiba terkena down draft yang tidak terdeteksi radar cuaca.  Apapun teknologi dan kehebatan pilot, tetap ada resiko kena goncangan yang tidak bisa diprediksi.
Turbulence yang diakibatkan oleh awan Cummulonimbus atau Thunderstorm bisa dideteksi dan umumnya dihindari.  Tapi goncangan akibat angin dan fenomena alam lain sulit diprediksi, misalnya Clear Air Turbulence, Jet Stream dan sebagainya, hanya pilot sangat berpengalaman dan skillfull dengan insting yang kuat yang mampu mendeteksi.

Saran - saran :

  • Selalu pakai seat belt ketika duduk di kursi.
  • Jika perlu berdiri atau jalan, sebelumnya coba buka jendela dan perhatikan cuaca di luar cukup cerah (tidak banyak awan tebal yang warnanya abu-abu berbentuk gumpalan-gumpalan jamur).
  • Ketika berjalan sepanjang gang (isle) dengan berpegangan pada dasar luggage bin (cekungan sepanjang luggage bin). Jangan pegangan di sandaran kursi penumpang. Luggage bin itu kuat menopang berat hingga 75 kg. Jadi kalau ada goncangan posisi kita seperti  setengah gantungan didasar luggage bin.
  • Jika di dalam toilet usahakan satu tangan tetap pegangan pada handle toilet.
  • Kalau penerbangan panjang (long haul routes) ketika tidur pakai selimut, ikat seat belt nya diluar selimut (agar bisa terlihat oleh awak kabin yang suka jalan-jalan untuk  kontrol penumpang)

Semoga bermanfaat dan Terima kasih.

(dikutip dari ulisan Direktur Operasi Garuda Indonesia - Capt. Novianto)

Baca Juga :
Inidia, Pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen Garuda Indonesia  
Terbang dengan Garuda Indonesia Boeing 737 - 800 
Hal - Hal Keamanan dan Keselamatan anda dalam Penerbangan  
Filosofi Seragam Pramugari Garuda Indonesia 

No comments:

Powered by Blogger.