Caraku Menguras Sunyi Menikmati Sepi Dalam Rindu Yang Banyak Terduga!

Keping Ingatan. ( Rih. Tue 29 dec 15 )

Caraku menguras sunyi dan menikmati sepi dalam rindu yang banyak terduga! Masih dalam kesepian yang sengaja Tuhan ciptakan. Ku peluk ragu dalam selembar dini hari begitu bening sebening embun yang mengalirkan pesan.

Kepada diriku, bersyukurlah. Sebab karena limpahan rahmat-Nya masih bisa bernafas dan bernyawa. Berbahagialah, sebab karena curahan kasih-Nya masih diberi sehat wal afiat. Tak ada jalan yang mudah karenanya diciptakan kerintangan agar kenal dan tahu arti kehidupan. Ketika jatuh kamu harus bangun, berdiri dan bangkit kembali.

Masih dalam pelukan sunyi disetiap subuhku dalam ruangan sempit melambai lambaikan tangan, mengajakmu pulang ke hatiku. Sebuah permohonan kecil karena dada mulai sesak, aku tergelincir dengan tubuh yang memberat segalanya jadi gelap. Terkutuklah rindu itu yang teruntuk bagimu. Jika pertemuan adalah kebahagiaan dan perpisahan hal yang menyedihkan, saya tegaskan tak ada yang abadi Tuhan pemilik segala setia. Bukankah senja cukup lapang untuk menampung gelap dan cahaya seperti suka dan duka.

Jika kita berharap bahagia selalu, maka yang akan teringat dan membekas adalah luka, sebab luka sedikit menghimpit sebagai pernik kecil dari rantainya bahagia. Seperti halnya dewasa, merasakan pahit manisnya kehidupan yang penuh tantangan dan kita jalani dengan perjuangan. Bukankah dewasa itu tidak dari usia melainkan cara bersikap dan mengerti tanggung jawab. Tidak hanya meronta ronta dan pada akhirnya tidak berdaya. Seperti cara Tuhan menghadirkan hujan dan meninggalkan banyak kenangan.

Kalimat sakti ibuku." Nduk kepada siapapun tahanlah lidahmu agar tak banyak membantahmu, jagalah hati tidak menyimpan amarah dan benci sehingga kau bisa memahami bagaimana ilmu kan terserap seperti malam menyerap senyap. Nduk, jadilah dirimu sendiri dengan suara hati dan penuhi dengan kerendahan hatian."

Serasa meluncur deras ke arah jurang, tertunduk menangis dan diam. Setiap napas di seluruh daratan tertulis dalam catatan tahun ini. Tahun akan berganti tapi hidup masih tetap begini. Ingin ku gapai Baitullah. Ingin ku gapai negri jerman, itulah impian besarku meski hanya sebuah impian yuhuu yakini karena Tuhan menciptakan diriku dengan sempurna, tangan kaki mata telinga yang masih berfungsi. Jika usahaku sia sia dan tidak sesuai harapan paling tidak yuhuu sudah siapkan hati tegar agar tidak kecewa, iya sedini mungkin.

Mendung telah menghitam, pucuk pucuk pinus berada di sudut jendela berdansa riang. Burungpun berkicau menyambut hembusan angin siang. Lonceng lonceng di lengan gedung berdenting.setelah meminum sop panas karena cuaca dingin. Yuhuu kembali bekerja.

puisi_rindu_sunyi


No comments:

Powered by Blogger.